Gulkarmat Jaktim Kembali Menyemprot Air di Sejumlah Jalan Untuk Atasi Polusi Udara

Gulkarmat Jaktim Kembali Menyemprot Air di Sejumlah Jalan Untuk Mengatasi Polusi Udara

Gulkarmat Jaktim Kembali Menyemprot Air di Sejumlah Jalan Untuk Atasi Polusi Udara
Metro.sindonews.com (GULKARMAT DKI JAKARTA)

Untuk dapat mengatasi polusi udara di Ibu Kota RI, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur kembali menyemprot menggunakan air sejumlah jalan.

Adapun rute penyemprotan jalan tersebut dimulai dari Jalan H Ten, Rawamangun hingga Jalan Pulomas Raya, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, pada hari Minggu (03/09/2023).

Gatot Sulaeman selaku Kepala Seksi Operasional Sudin Gulkarmat Jakarta Timur menyampaikan bahwa penyemprotan air pada sisi kanan dan kiri sebagai upaya untuk menekan polusi udara di Jakarta.

Gulkarmat Jaktim menggunakan 1 unit mobil damkar berkapasitas 10 ribu liter air untuk dapat melakukan penyemprotan di Jalan H Ten, Pulogadung, Rawamangun hingga Pulomas Raya.

Gatot menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah instruksi dari Kepala Dinas Gulkarmat DKI agar dapat melakukan penyiraman jalan protokol dalam rangka mengendalikan pencemaran udara di DKI Jakarta.

Pelaksanaan penyiraman jalan dengan menggunakan air tersebut sesuai dengan area dengan indikator oranye dan merah (kualitas udara tidak sehat) yang nampak di dalam aplikasi IQAir.

Gatot menyampaikan bahwa ini adalah arahan dari kepala dinas agar seluruh kepala sektor mengunduh IQAir guna mengetahui kualitas udara di suatu tempat. Apabila udara termasuk ke dalam kategori tidak sehat maka dapat dilakukan penyemprotan sebanyak 2 kali.

Sebelumnya pada tengah pekan lalu, Pemprov DKI menyampaikan bahwa akan berhenti penggunaan metode penyemprotan jalanan guna mengatasi buruknya polusi udara di Ibu Kota.

Diketahui, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta akan mengevaluasi kebijakan tersebut. Menurut pernyataannya di Jakarta Pusat pada hari Rabu (30/08/2023) lalu, Asep Kuswanto selaku Kepala DLH DKI Jakarta menyampaikan bahwa kemungkinan kegiatan penyemprotan jalan ini tidak akan dilakukan lagi.

Kemudian ia melanjutkan bahwa pihaknya akan tetap melakukan evaluasi terhadap upaya penyemprotan menggunakan water cannon. Oleh karena itu, pihaknya akan melihat dulu kondisinya, apakah pada saat itu cuacanya sedang polusinya terlalu tinggi atau mungkin debunya terlalu banyak, sehingga dikhawatirkan debu yang ada selama ini di jalan jika menggunakan water cannon pasti akan ke atas.

Sebelumnya, beberapa ahli dan organisasi profesi mengkritik langkah penyemprotan jalanan yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Deni Septiadi selaku Peneliti Meteorologi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menilai bahwa penyemprotan air untuk dapat menangani polusi udara dapat membuat kondisi polusi semakin berbahaya.